Selama 10 hari kemarin aku 'dikarantina' dan baru diperbolehkan memegang hape pada hari kesembilan.
Singkatnya, ini adalah latihan dasar kedisiplinan, berupa pembekalan
pra-kondisi bagi 212 peserta program SM 3T/Maju Bersama. Bertempat di
AAU Jogja.
Masih kuingat, pagi 26 November aku berangkat untuk kumpul di rektorat
dengan membawa sebuah tas punggung besar, tas ransel sedang dan ember 10
liter beserta gayungnya (disuruh begini coy, bawa ember plus gayung).
Aku diantar oleh bapak, budeku, dan sahabatku. Ya ampun banyak yang ngawal ya? ckckckc...
Kemudian dari rektorat, 212 peserta berangkat naik bis AAU ke AAU.
Pertama kali menginjakkan kaki di AAU, rasanya panas luar biasa.
Kami membawa barang2 bawaan yang berat jauh ke asrama.
Hei ini belum apa2, aku mengingatkan diri sendiri."
Dari 200 manusia itu hanya seorang saja yang kukenal. Hehehe maklumlah aku sendirian dari prodiku.
Baiklah. Ternyata nggak seburuk bayanganku. Kukira, kami akan kesulitan
cari kamar mandi dan tidur di barak. Rupanya tidak. Sekamar 3-4 orang
dengan kamar mandi dalam. Hmmm...menyenangkan juga.
Dan ember yang kukira untuk ngantri ambil air, ternyata bermanfaat untuk cuci baju. Iyalah, wong airnya deras kok di bak mandi hahaha...
Selama 10 hari, aku dapat materi-materi kelas yang berupa kebudayaan,
kewirausahaan, dll yang berkaitan untuk nantinya. Selain itu, dapat
materi bela negara, motivasi dan kepemimpinan. Ada juga pembinaan berupa
latihan fisik (baru hari pertama udah jalan 5-15 kilometer coy. Ampe kaki
sakiiit dan malemnya nggak bisa tidur. Muahahaha). Nggak lupa latihan
mental yang tujuannya bagus, untuk memupuk rasa percaya diri kami.
Semuanya serba on time, disiplin dan teratur. Hmm...aku enjoy dan senang dapat menimba ilmu di sini selama 10 hari. Bangun pagi-pagi jam 04.30 untuk senam. Tiap kamar kan piket sejam tuh kalo malem. Piket jaga asrama. Tentunya kamar cowok ama cewek dipisah dan letaknya berjauhan. Kalo makan harus baris dulu, masuk per pleton ke ruang makan (putra-putri terpisah). Trus salah seorang dari kami memimpin makan. Makanpun dibatasi 10 menit. Satu meja terdiri dari 5-8 orang gitu...trus apa yang ada di atas meja harus dibagi rata...intinya harus habis deh. Jangan kuatir, makannya teratur 3 kali sehari....bergizi lagi. Hehehe...
Ada juga baris-berbaris dan latihan upacara. Ini nih yang bikin pegel. Ada juga pemberian materi oleh dosen-dosen di ruang kuliah AAU. Biasanya kalo pembawa materinya bikin ngantuk, akupun tertidur sesaat di bangku ruang kelas ber-AC itu. Pssst! Tapi, kalo yang bawain materi itu asik dan bersemangat, akupun ikut ketularan semangat. Malemnya juga ada materi di ruang aula.
Nah, kegiatan lapangan juga ada. Outbond, rafting (terjun dari ketinggian 15 meter) dan survival di hutan. Ada penyeberangan dengan tali, manjat pake tali, dan nyebrang danau pakai tali. Yang terakhir itu aku payah banget....berkali-kali tenggelam di danau karena nggak bisa renang....
Oya kalo baris kadang dipisah antara putra putri, tapi kadang digabung. Kalau pas dipisah, biasanya aku baris urutan kedua. Kan satu baris tiga orang tuh. Biasanya di depanku itu Mbak Virli, Mbak Ayu dan Mbak Yonis. Barisnya sesuaai dengan tinggi badan. Tapi kadang aku sebaris dengan Mbak Yonis dan Mbak Trisni Rahayu (Mbak Ayu). Aku senang berteman dengan mereka. Usia mereka terpaut 1-2 tahun di atasku, tetapi Mbak Ayu dan Mbak Yonis ini ceria dan terlihat bersemangat. Kami akrab meskipun baru saling kenal di pelatihan. Akrabnya karena barisnya sering bareng...hehehe...walaupun nggak sekamar.
Beragam motivasi kuperoleh selama pelatihan.
Namun, di awal pelatihan, aku masih sedikit galau: "Mampukah aku?" "Bisakah aku?" "Sanggupkah aku bertahan untuk ke pelosok?"
Dari sekian banyak peserta, setiap orang memiliki alasan yang berbeda
mengapa ikut program ini. Mayoritas karena ingin dapat program profesi
guru dan kejelasan masa depan.
Ah, sedangkan alasanku sederhana dan konyol. Aku nggak berharap muluk2
dengan program profesi guru dan tiket menuju kursi PNS (baca : peluang
PNS sesudah setahun mengabdi). Alasanku sederhana. Aku ingin menambah
pengalaman.
Hmmm rasanya aku senang bisa belajar banyak dari pelatihan di AAU. Aku merasa ilmu yang kumiliki cuma seujung kuku saja. Hehehe.
Pelatih-pelatih tentara itu garang, disiplin dan keras. Tapi sebenernya mereka baik. Waktu mau perpisahan, kami berjabat tangan dengan petinggi AAU dan seluruh pelatih...akupun terharu.
Kelelahan itu terbayar dengan hadirnya kawan-kawan baru dan segudang pengalaman berharga.Aku nggak lagi ragu. Kini yang ada harus maju, berjuang, bertahan dan menang!
Yes, I can!
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
Tidak ada komentar
hay. feel free to say anything, except SPAM :-D . i don't want to miss any comment and i will approve your comment here.
If anyone feel that I have"something wrong" in this article, please let me know immediately and i will repair it.