Nama lengkapnya Frida Ayu Vebriana. Saya pertama kali kenal
dia di kampus pas pendaftaran ulang SPMB. Dia ama kakak tertuanya sedang nyari
kos-kosan. Trus saya menawari agar dia kos sekomplek ama saya aja…
Pas awal-awal kenal, kami nggak langsung banyak bicara.
Setelah lebih dari sebulan, baru deh kerasa banget akrabnya. Kami sama-sama
dari Kabupaten Cilacap, dan sama-sama tinggi sehingga sering dijuluki anak
kembar. Kami punya laptop yang kembar karena belinya samaan dan sepatu yang
kembar tapi beda warna.
Sudah 2 bulan saya pulang dari Flores dan belum juga bisa
bertemu dengan sahabat yang satu ini. Makanya, saya membuat 9 daftar keistimewaan
dia di mata saya, buat obat kangen. Kenapa 9? Karena 9 adalah angka favorit
saya! Hehehe.
1. Frida itu temen yang penyabar, dewasa, kalem, santai, dan
cuek pada hal-hal yang nggak penting. Dalam hal ini sama kayak upik. Dia bisa
menenangkan saya di saat saya nangis lebay melihat sebuah nilai mata kuliah 4
SKS yang nggak memuaskan buat saya. Dia bisa tetap tenang saat menjelang ujian
praktikum tes psikologi , adik saya dan kawannya yang dijadikan testee belum
tiba. Padahal saya udah panik.
2. Frida nggak langsung marah-marah atau nyindir kalo ada
sikap saya yang salah. Sebagai teman, dia akan mengingatkan pelan-pelan.
3. Saya itu tipe cewek moody. Frida bisa memahami sikap saya
yang kadang ngeselin. Memahami keinginan saya yang kadang freak. Saya paham pasti
Frida pernah sebel ama sikap saya, tetapi setelah mengetahui saya luar dalam
dan kekurangan saya, dia nggak pergi meninggalkan saya. Padahal, temen dia kan
bukan saya aja. a friend who can accept me just the way I am is hard to find.
So I’m lucky to have her as my best friend.
4. Dia ada di saat susah dan senang. Pernah karena sedang
merasa tertekan dan nggak nyaman sama sesuatu (yang jelas bukan karena Frida),
saya cari kesibukan sendiri dan ada fase yang memang saya jarang main dengannya
karena sibuk. Tapi, bukan berarti putus kontak.
5. Kami pernah kluntung-kluntung nggak jelas. Jalan kaki
dari kos-kampus-perpus-naik angkot- nyampe gramedia-baca-baca-jalan kaki ke
galeria-lanjut ke Gardena-jalan kaki-makan di warung steak- pulang ke kos.
Pengalaman lucu tak terlupakan.
6. Dia itu orangnya rapi banget. Pernah suatu hari dia dateng
ke kos dan ngeliat kamarku nggak rapi. Langsung deh diberesin ama dia. “Aku
nggak bisa makan kalo tempat ini nggak rapi!” katanya. Hahaha. Kalo gitu
sering-sering aja dateng,beb. Biar aku nggak usah ngerapiin kamar!
7. Kami pernah ngayal bareng pas semester 1. Saya bilang:
“Da besok kita wisudanya samaan lho ya. Ntar sama-sama cumlaude aja ya Da. Biar
duduk di kursi depan.” Khayalan saya lumayan terwujud. Kita sama-sama cumlaude.
Sayangnya, saya wisuda duluan. Di auditorium saya nggak duduk sebelahan sama
dia :-( . Itulah sebabnya pas yudisium saya nggak bilang kalo hari itu hari
yudisium saya, sebab dia nggak ikut dalam yudisium saya. Rasanya ada yang
kurang….! Tapi salutnya lagi, dia sportif! Lihat, di sisi lain dia pun bisa
tetap bahagia datang dan melihat saya memakai toga. Dia adalah sosok yang setia
dalam suka maupun duka. Saat saya sedang sedih, dia sabar ngedengerin curhatan,
keluhan, omelan dan tangisan lebay saya. Saat saya senang dan sukses, dia pun
tetap kasih dukungan dan senang melihat keberhasilan sahabatnya :-)
8. Dia temen yang asik banget dan betah diajak jalan
berlama-lama di mall walaupun nggak borong. Beli seperlunya aja. Maklum jaman
mahasiswa, guys.
9. Last but not least, I wish Frida still become my
true–best friend forever. Pada dasarnya saya bukan orang yang suka dengan
sengaja menyakiti dengan orang lain. Misalnya nih, pas balik ke Jawa, saya
nggak sms frida. Saya Cuma ngapdet status via Fb aja sebagai ‘woro-woro’ alias
pemberitahuan. Soalnya situasi saat itu nggak memungkinkan untuk saya ngabari
semua orang yang dekat dengan saya. Beberapa orang yang tau saya pulang setelah
ngeliat aktivitas di Fesbuk pun menghubungi, salah satunya Frida. Dia bilang:
“Inaaa kamu kok pulang nggak ngabari aku sih? Hiks…kamu nggak anggep aku
sahabatmu ya?” katanya via BBM yang tentu saja setengah bercanda dan setengah
kecewa. Hehehe…ya maaappp, gitu jawab saya. Satu lagi, saya tipe orang yang
fleksibel dan seringnya spontanitas kalo mau ketemu temen. Nah, prediksi saya
kan dalam jangka waktu dekat ini belum bisa ketemu Frida makanya saya nggak
ngabarin dia. Eh ternyata langkah saya yang nggak basa-basi itu
salah.Hehehe..tapi senengnya nih, Frida itu bisa ngertiin alasan saya .Frida
selalu bisa memahami arti di balik sikap dan tindakan saya itu. Bukan seperti
seorang teman yang tiba-tiba aja sebal,sensi dan ngasih cap hitam dengan
mengabaikan penjelasan saya dan nggak mau klarifikasi.
So, nyari sahabat yang
tulus kayak Frida itu susah! She is one of my priceless friend for me :-)
Tidak ada komentar
hay. feel free to say anything, except SPAM :-D . i don't want to miss any comment and i will approve your comment here.
If anyone feel that I have"something wrong" in this article, please let me know immediately and i will repair it.