Jalan-jalan
tidak selalu mengakibatkan ‘kerusakan dompet’ sampai ratusan ribu rupiah.
Semasa masih jadi anak kuliahan, saya dan sahabat saya, Prita, nge-gembel di
Solo dengan modal 45 ribu per-orang. Eit, bukan gembel dalam arti yang
sebenarnya yach. Padahal berangkatnya dari Jogja naik kereta prameks, nyampe di
Solo juga muter-muternya mengandalkan becak dan angkot. Nggak ada istilah
belanja-belanja batik. Yang penting muter-muter mall, pasar, obyek-obyek wisata
dan makan. Yes, dugem (maksudnya: duduk
kayak gembel) is very fun! Bagi
kami, jalan-jalan itu seperti ‘melihat dunia’.
Kata
siapa jalan-jalan dengan modal minim itu nyiksa? Malah bisa jadi justru lebih
berkesan, menantang dan unforgettable.
Waktu itu saya masih menjalani kontrak pusat untuk mengajar di Ende. Saat
liburan sekolah, saya turun ke kota Ende dan menginap di rumah mama
angkat. Adalah kawan saya mengajak saya
untuk memanfaatkan waktu liburan yang tersisa dan ingin mengeksplor sisi lain
dari pemandangan alam di Kabupaten Ende. Ini idenya Mas Bangkit dan Mas Imam,
kawan sesama guru kontrak yang traveller sejati deh pokoknya :D
Selama
ini Ende terkenal dengan Danau Kelimutu dan Rumah Pengasingan Bung Karno-nya.
Maka tujuan kami adalah jalan-jalan ke
rute yang nggak biasa dikenal orang. Masih dalam kawasan Kabupaten Ende, yaitu:
-
Pantai Anabara di Kecamatan Maurole
- Pulau Kinde, Koba dan
Tanjung yang ada di Kecamatan Maukaro.
Saya sempat googling dan nggak menemukan
informasi yang komplit di internet. Bahkan kawasan ini nggak diresmikan sebagai
obyek wisata. Eh, jangan salah...walaupun nggak terkenal, berdasarkan informasi
dari teman-teman guru kontrak pusat yang penempatannya area sana,
pemandangannya tetap luar biasa. Begitulah wilayah timur, pesona alamnya sangat
mempesona dan alamiah, tetapi banyak yang nggak ‘diolah’ sebagai obyek wisata.
Menuju
Pantai Anabara
Percaya
atau tidak, segalanya baru fixed sehari
sebelum perjalanan. Kami pergi ber-empat: Mas Bangkit, Mas Imam, Saya dan Mimi.
Mas Imam dan Mas Bangkit emang punya segudang ide. Mereka menyewa 2 motor
miliknya tukang ojek, hahaha. Motornya doang yang disewa, nggak termasuk si
tukang ojeknya. Hari pertama, perjalanan
dimulai dari kota Ende jam 10.00 WITA abis sarapan di rumah mama angkat. Saya
dan Mimi emang satu mama angkat. Kami dijemput oleh Mas Imam dan Mas Bangkit.
Ternyata motor yang dinaiki Mas Bangkit nggak ada spionnya! Terus kondisi ban
depan ‘halus’ alias udah tipis. Wekekekek.
“Wah
Mas, kok nggak pilih sewa motor lain?” tanyaku.
“Wealah,
dapetnya cuma ini je,” kata Mas Bangkit. Sedangkan motor yang dinaiki Mas Imam
ada 2 spion dan kondisi ban masih bagus.
“Yowislah
moga-moga nggak apa-apa,” kataku.
Mas
Bangkit ngeboncengin saya, dan Mas Iman boncengan sama Mimi. Dengan berbekal
snack ringan, kami melaju. Wussss.... *eh, emang gitu bunyinya wus wus wus? :p
*
hampir tiba di Pantai Anabara |
nampang di Pantai Anabara, ah. Kapan lagi?? :D |
airnya jernih. (photo by: Mas Imam) |
Sebelum
tiba di Kecamatan Maukaro, rutenya emang melewati Kecamamatan Maurole. Nah,
perjalanan Kota Ende sampai Kec.Maurole jalannya masih mulus. Walaupun teuteup, berliku, naik turun dan
belok-belok penuh tikungan. Kami tiba di
Pantai Anabara, Kecamatan Maurole pukul 12.00 WITA. Nggak ada tiket masuk
dan nggak ada tukang parkir. Free!
Pantai Anabara , di Kecamatan Maurole, dengan pasir putihnya |
Pulau
Flores identik dengan pantai pesisir selatan yang berpasir hitam dan pantai
pesisir utara yang berpasir putih. Pantai Maurole yang terletak di pesisir
utara Flores ini memanjakan mata kami dengan pasir putihnya yang indah dan
pemandangannya yang alami. Pantai ini sepi dan tenang. Siang itu, sinar
matahari sangat terik. Lucu juga sih...jalan-jalan ke pantai di tengah siang
bolong. Emang gue pikirin (EGP) deh
sama terik matahari :p
Tiba
di Kecamatan Maukaro, Tak Sekedar Singgah
Lanjuuutt perjalanan ke kecamatan Maukaro, mamen! |
Setelah
cukup menikmati pemandangan dan berfoto ria, pada jam 14.00 WITA kami
melanjutkan perjalanan ke kecamtan Maukaro. Astaga....jalanan menuju kecamatan
ini sulit ditempuh. Meskipun ada
perbaikan jalan di lokasi tertentu, tetap saja masih didominasi oleh kondisi
jalanan yang berbatu kasar dan tidak beraspal.
Beberapa kali saya harus turun dari motor dan berjalan selama beberapa
menit jika melewati jalanan yang sangat menanjak dan curam.
Teringat
kondisi motor yang beresiko tinggi untuk bocor, kami cuma bisa berharap motor
nggak kenapa-kenapa. Bisa dibayangkan betapa repotnya jika ban motor pecah di
jalan, karena sangat jauh dari tempat tambal ban. Sepanjang jalan relatif
sepiiii. Pukul 16.00 WITA, kami tiba di kecamatan Maukaro dan beristirahat
sekaligus menginap di rumah kontrakan teman-teman guru yang dapat penugasan di
kecamatan ini. Ah, senangnyaaa kumpul-kumpul dengan banyak teman di tahah
rantau! Plus disuguhin masakan teman-teman di rumah kontrakan. Kaki dan
pinggang yang pegal pun seolah nggak terasa...(alias nggak ‘dirasakan’ :p )
Tiba juga deh di Maukaro! |
Mas Imam, Saya dan Mas Bangkit di rumah kontrakan teman-teman di Kecamatan Maukaro |
2nd
Day: Berlayar Keliling Pulau Kinde, Koba, Tanjung
Tujuan
hari kedua adalah berlayar! Dua orang
teman kami yang ada di Maukaro,yaitu Mbak Erva dan Mbak Septa, ikut serta.
Sedangkan teman-teman lain milih standby di kontrakan aja, karena udah pernah
‘berlayar’ sebelumnya. Jadi rombongan
‘berlayar’ berjumlah 6 orang, yaitu Mas Bangkit, Mas Imam, Mbak Septa, Mbak
Erva, Saya dan Mimi. Kami berjalan
melewati kampung nelayan dan tiba di pinggir pantai untuk mencari perahu kayu
bermotor yang bisa disewa. Sesekali terlihat babi dan anjing piaraan penduduk
sekitar berseliweran di jalan kampung. Penduduk kampung nelayan menyapa dengan
ramah saat kami berjalan melewati perkampungan mereka.
Lewat kampung nelayan ^_^ |
Karena
cuaca mendung, bapak pemilik perahu sempat ragu hendak membawa kami pergi
berlayar. Namun, kami tetap kekeuh.
Hahaha...Lagipula kondisi lautan tenang. Akhirnya, bapak pemilik perahu motor setuju
dan harga sewa perahu yang disepakati adalah 150.000 IDR. Yap, harga yang nggak mahal. Perahu kayu
bermotor ini sepertinya sudah cukup tua, nggak disertai jaket pelampung, tetapi
masih layak jalan. Bapak pemilik perahu mengajak tiga orang anaknya yang masih
kecil. Beliau dan ketiga anaknya menguras air yang masuk ke dek kapal,
menyiapkan bensin dan menghidupkan mesin perahu. Taraaaa...we are ready for
this journey!
foto-foto bareng kawan seperjuangan :D |
perahu bermotor siap mengantarkan kami berlayar! |
Perahu
kayu bermotor melaju di lautan. Sekeliling saya hanya aja pemandangan air,
lautan, dan perbukitan. Indah sekali. Rasanya seperti ikutan acara Jejak
Petualang saja, nih. Hahaha. Sekitar 30
menit kemudian, perahu merapat di Pulau Kinde, sebuah pulau kecil tak
berpenghuni yang luasnya hanya 1 kilometer. Benar saja, pemandangannya
bagus. Nampak perbukitan besar, kayu,
ilalang dan pantai pasir putih dengan gradasi warna memukau. Kami tidak
melewatkan kesempatan untuk berfoto ria,
mengabadikan momen ini. Berhubung tidak ada cinderamata khas dalam perjalanan
kali ini, maka potret-potret pun sudah cukup sebagai kenang-kenangan yang
berharga.
Pasir putih di Pulau Kinde |
suasana Pulau Kinde |
bareng teman-teman di pantai Pulau Kinde |
"hahaha ini kan Pulau Tikus," kata Mbak Ayu waktu lihat foto ini. |
Setelah
itu, kami kembali naik perahu kayu bermotor dan melewati Pulau Tikus yang
terletak berdekatan dengan Pulau Kinde. Bedanya, Pulau Tikus ini mungil banget. Bukan daratan, tetapi lebih
menyerupai bebatuan raksasa yang tumbuh di tengah lautan. Perahu terus melaju,
membelah semilir angin laut yang berhembus.
Pulau Koba, serasa di belahan dunia manaa gitu ^_^ |
Rumah penduduk di Pulau Koba, ada 5 rumah aja |
Tujuan
berikutnya adalah merapat di Koba, pulau
kecil yang hanya terdapat lima rumah berdinding bambu di daratannya. Wah,
saya terpukau membayangkan betapa kerennya penduduk di lima rumah itu survive tinggal di Koba yang nggak ada
apa-apanya! Namun, lagi-lagi pesisir pantai pulau ini menyuguhkan pasir putih
dan bukit yang indah. Kami menyempatkan turun sebentar ke Pulau Koba. Dengan
cuaca yang kurang cerah saja pemandangannya tetap indah, apalagi kalau cuaca
cerah.
Setelah
itu, apakah perjalanan sudah selesai? Oh, belum! Bapak pemilik perahu
mengantarkan kami menelusuri Tanjung
Maukaro. Tampak pepohonan bakau di depan mata. Bapak pemilik perahu dan
ketiga anaknya turun mengambil buah asam dari pohon. Hmmm...masih alami ada
kulitnya. Saya ikutan nyicipin...asem bangeeeett. Ya iyalah...! Hehehe...gini
nih kalo kehabisan cemilan, sampai-sampai asam-pun ikutan dicicipin...
Tanjung, ada bakaunya |
Usai
dari tanjung, akhirnya perahu kayu bermotor kembali menuju pantai kecamatan
Maukaro. Perjalanan yang menyenangkan. Flores memiliki keindahan alam yang luar
biasa, sayangnya masih banyak yang tidak dikelola. Andai saja pemandangan
seperti ini letaknya di Bali, Lombok, atau Jawa, tentu sudah terkenal. Kami
tiba di kecamatan Maukaro pukul 13.00 WITA. Setelah mengucapkan terima kasih
kepada bapak pemilik perahu, kamipun berjalan kaki menuju rumah kontrakan teman
yang nggak jauh dari situ. Nggak ada acara kuliner-kulineran, karena emang
nggak ada makanan yang khas dan saya nggak melihat ada warung makan di sekitar
situ. Jadi, kami makan di rumah kontrakan teman. (Tenkiu jamuannya, hehehe...).
Pukul
14.00 WITA, saya, Mas Bangkit, Mas Imam dan Mimi kembali ke kota Ende dengan
motor sewaan kami. Syukurlah, nggak ada acara ban bocor ataupun motor mogok. Pokoknya
aman sentosa sampai di Kota Ende. Setibanya di Kota Ende, kami mampir di warung
bakso.* Sikat! Nyam!*
Catatan:
Kalau
suatu saat sobat berkunjung ke Ende, Flores dan pingin bermain-main ke lokasi
yang di atas, jalur yang ditempuh bisa lewat Kota Ende-
Kec.Detusoko-Kec.Maurole dan finish di Kec. Maukaro.
Pengeluaran
Jalan-jalan dengan modal 100K:
-Sewa
motor ( 50.000 dibagi 2 bareng Mas Bangkit)= Rp.25.000
-iuran
bensin= Rp.30.000
-Snack
dan air mineral= Rp.7000
-iuran
sewa perahu = Rp.25.000
-Makan
bakso usai jalan-jalan+teh anget = Rp.11.000
-Total
Rp. 98.000, sisa 2 ribu.
update 10 oktober 2014.
info kontes : http://www.jalanjalanyuk.com/jalan-jalan-modal-100-ribu-giveaway/
info daftar peserta : http://www.jalanjalanyuk.com/daftar-peserta-giveaway-modal100k/
info pemenang kontes giveaway : http://www.jalanjalanyuk.com/pengumuman-giveaway-modal100k
wowww,,keren bangettt pulaunya mbk^^
BalasHapuskeren dan mini ^^
HapusSubhanallaaah itu pemandangannya luar biasa banget ya Mba Ina. Mana modalnya ga nyampe 100rebu lagi. Juara banget deh. Seru mbayangin naik motor di tengah pemandangan cantik..
BalasHapusEh komen sebelumnya masuk gak ya? Kalo ga masuk yang tadi saya bilang luar biasa , keliling naik motor dengan biaya ga nyampe 100rebu dan dapet pemandangan luar biasa seperti itu.. Sukes ya Mba.
BalasHapuskomennya masuk, maaf dimoderasi dulu :D
Hapuswah mbak, perjalanannya bener2 penuh perjuangan yaa, tapi bener2 terbayar dengan keindahan alamnya...
BalasHapusYap :)) seru
Hapuspaling pinter deh buat urusan yang hemat2,,, hahahahhahaha,, :p
BalasHapusharus hehe
Hapusharus bawa kendaraan sendiri ya kalau kesana atau sewa motor
BalasHapusiya mbak
HapusJOSS!! sekali Nona Ina :DD Tidak sabar pengen ke Endee :DD
BalasHapushaha saya juga pingin jalan2 lagi ke ende
HapusSaya dan teman-teman juga pernah bepergian dengan modal yang pas-pasan. Untuk mengehemat biaya, biasanya kami minta tumpangan truk yang sedang berhenti di pom bensin atau lampu merah.
BalasHapuswah pasti tak terlupakan pengalaman itu :D
Hapuswah modal nya kecil banget 100 ribu bisa keliling di beberapa pantai, bener bener irit dan saya jadi pengen nih ikutan kesana :D
BalasHapusAyo :D
HapusAsyik bangeeet....
BalasHapusiya, jalan2 ke pantai memang irit. hihi.. ini juga sedang edit terakhir jalan-jalan ke pantai ala kami
wah pasti asyik juga jalan2 ke pantai ala mbak susi
HapusKok keren sih, udah sampai Ende ajah. Iri. >,<
BalasHapusaku malah belum sampai dieng :D
Hapuspemandangannya bagus-bagus,,bener mbak jalan-jalan dengan modal minim itu jadio tantangan bagi kita
BalasHapusKereeeeeenn.. Jempol dua deh buat si cantik ini.. :D
BalasHapusLagi kangen kabupaten ende, terutama kecamatan maukaro. Iseng-iseng search di google dan sampailah di blog ini. Jalan menuju kecamatan maukaro itu... :D
BalasHapus